Image of TAFSIR AL-QUR`AN DENGAN
TAFSIR AL-QUR`AN DENGAN PENDEKATAN INTERDISIPLINER DAN MULTIDISIPLINER Sebuah Pengantar

Text

TAFSIR AL-QUR`AN DENGAN TAFSIR AL-QUR`AN DENGAN PENDEKATAN INTERDISIPLINER DAN MULTIDISIPLINER Sebuah Pengantar



Al-Qur’an adalah petunjuk bagi kehidupan umat muslim. Al-Qur’an
dapat berfungsi sebagai petunjuk ketika ia dipahami seluruh isinya
dan kemudian direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Upaya
untuk memahami al-Qur’an telah dilakukan sejak zaman dahulu,
berbagai pengkajian al-Qur’an telah dilakukan dengan berbagai
pendekatan. Pengkajian ini selalu berkembang seiring berjalannya
waktu dan tak pernah habis perkembangannya hingga saat ini.
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam mengkaji alQur’an adalah pendekatan antropologi. Pendekatan ini timbul untuk
mensejajari perkembangan peradaban umat manusia, di mana
peradaban manusia pada zaman al-Qur’an turun dan manusia yang
hidup pada masa kini jauh berbeda, sehingga pemahaman al-Qur’an
pun perlu lebih fleksibel agar al-Qur’an tetap menjadi petunjuk
bagi kehidupan manusia dan memenuhi kriteria sebagai kitab yang
shâlih li kulli zamân wa makân. Pendekatan antropologi dalam
mengkaji al-Qur’an sangat menarik untuk diperhatikan karena ia
merupakan tawaran baru dalam menafsirkan al-Qur’an.
Pengertian Antropologi
Secara etimologi, kata antropologi berasal dari bahasa Yunani,
yaitu antropos dan logos. Antropos artinya manusia, sedangkan
logos artinya ilmu. Dengan demikian, antropologi dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang manusia.1
Sedangkan secara
terminologi, antropologi adalah sebuah ilmu yang didasarkan
atas observasi yang luas tentang kebudayaan, menggunakan data
1 Nur Syam, Mazhab-Mazhab Antropologi (Yogyakarta: LKiS, 2009), hal 2.
2 TAFSIR AL-QUR’AN DENGAN PENDEKATAN ANTROPOLOGI
yang terkumpul dengan menetralkan nilai dan analisis yang tidak
memihak. Objek dari kajian antropologi adalah segala aspek tentang
manusia dalam hubungan antara kebudayaan dan masyarakat.2
Secara epistemologis, antropologi mempelajari berbagai hal
mengenai manusia secara empirik dalam hubungannya sebagai
makhluk biologis dan sebagai makhluk sosial (dalam artian hidup
dalam masyarakat). Masyarakat secara biologis berbeda warna kulit,
bentuk tubuh, dan sifat fisik lainnya, juga dengan fisik manusia
mulai lahir dan tumbuh besar dalam sebuah kelompok masyarakat.
Masing-masing kelompok masyarakat memiliki cara hidup yang
berbeda-beda yang disebut kebudayaan. Cara hidup yang berbeda
itu mengandung nilai dan pengetahuan yang khas dari suatu
kelompok masyarakat tersebut.3


Ketersediaan

PAI2. 31BOO370.30My Library (SLIMS)Tersedia

Detail Information

Judul Seri
-
No. Panggil
BOO370.30
Penerbit : .,
Deskripsi Fisik
ADA
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-623-6398-03-6
Klasifikasi
NONE
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edisi
Cetakan pertama, Juni 2021
Subyek
Info Detil Spesifik
Soft file
Pernyataan Tanggungjawab

Other version/related

No other version available


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this