Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat di
abad ini berpengaruh langsung terhadap tatanan suatu bangsa.
Indonesia pun menyambutnya dengan sejumlah pembaruan termasuk
mengubah paradigma pembangunan dari berbasis pengolahan
kekayaan alam menjadi berbasis peningkatan kekayaan peradaban
melalui pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpendidikan
[berpengetahuan dan berketerampilan], berbudaya [Berkarakter baik]
untuk bersaing secara global].
Kondisi ini ditindaklanjuti oleh penyempurnaan kurikulum di semua
jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Pendidikan Dasar yang meliputi Sekolah Dasar dan yang sederajat,
Sekolah Menengah Pertama dan yang sederajat, Sekolah Menengah Atas
dan yang sederajat, Sekolah Menengah Kejuruan sampai Pendidikan
Tinggi (PT). Hal ini menjadi pertimbangan strategis karena Kurikulum
memegang kedudukan kunci dalam pendidikan yang terkait dengan
penentuan arah, isi, dan proses pendidikan (Syaodih, 2004). Kurikulum
berkenaan dengan rencana dan pelaksanaan pendidikan mulai dari
lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah, sampai negara. Oleh karena itu
tidak dapat dipungkiri bahwa kurikulum memiliki peran sebagai
jantungnya pendidikan dan menjadi upaya pembaruan suatu pendidikan
yang bermuara pada kualitas suatu bangsa.
Di abad 21 ini, semua lembaga pendidikan di Indonesia dikembalikan
pada fungsi dan peranannya dalam mengembangkan potensi anak didik
sesuai kebutuhan di usianya tetapi disiapkan untuk menjadi subjek di
era Revolusi Industri (RI ) 4.0. Jika Sekolah Dasar (SD) berperan sebagai
lembaga pendidikan yang berkewajiban meletakkan dasar-dasar