Detail Cantuman
Text
PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN (Edupreneurship) BERBASIS AL-QUR’AN (Edupreneurship) BERBASIS AL-QUR’AN
Data rendahnya wirausaha di Indonesia berdasarkan data BPS
3,10 % dari 266,91 juta jiwa dari total penduduk Indonesia,1
ini
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih sangat rendah
minatnya untuk menjadi wirausaha, masyarakat Indonesia lebih
kepada mental pegawai. Indonesia menduduki peringkat ke 94, posisi
ini jauh lebih rendah dari beberapa negara yang ada di ASEAN seperti
negara Malaysia, Singapura, Philipina dan Thailand yang masingmasing memiliki peringkat ke 27, 58, 71, 84.2
Beberapa negara maju seperti negara China, Jepang, Korea
Selatan,dan India perlu dijadikan sebagai negara percontohan, dari
semua negara yang disebutkan semakin berjaya mengibarkan produkproduknya dikancah global internasional dengan menguasai sistem
ekonomi yang kuat, negara-negara tersebut memiliki etos kerja yang
tinggi dan mampu menguasai sumber daya manusia yang berkualitas,
karena jumlah angka wirausaha yang tinggi dan memiliki persentase
tingkat keberhasilan yang meningkat seperti negara Amerika Serikat
yang memiliki entrepreneur kisaran 11,5 % dari total penduduk
keseluruhannya. Begitupula negara Singapura memiliki wirausaha 7,5
% dari total penduduknya.3 Ada hal menarik dari data laporan Global
Entrepreneurship Index (GEI) dijelaskan ada beberapa negara seperti
1Badan Pusat Statistik (BPS), lihat dalam http//bps.go.id//diakses pada tanggal 30 Juni
2020.
2Egartiasto, “Tingkat Kewirausahaan di Indonesia Rendah” lihat dalam
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/10/18/diakses tanggal 25 agustus 2020.
3Yoyon Bachtiar Irianto, Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Jakarta: Direktorat Jenderal
Agama Republik Indonesia, 2012, hal. 209.
2 Penulis : DR. H. ADI MANSAH
Amerika Serikat, Swiss, Kanada dan Inggris menempati posisi sepuluh
tertinggi dari Negara Asia, Hongkong dan Taiwan.4
Hal ini menurut Mardatilah dan Hermanzoni diantara
penyebab malas dan ketidak berminatan masyarakat untuk
berwirausaha dikarenakan adanya rasa gengsi, tidak percaya diri,
merasa tidak menarik, tidak ada modal dan tidak memiliki
kemampuan berpikir dengan sigap serta rasa takut tidak berhasil,
karena melihat kegagalan orang lain.5 Formaini menjelaskan bahwa
kewirausahaan kebanyakan berorientasi pada sudut keberhasilan dan
keuntungan para pengusaha, perubahan dalam kerangka kerja
ekonomi oriented dan kapitalisme.6 Adapun menurut Curram and
Blackburn menyikapi bahwa perkembangan kewirausahaan tidak
memiliki tujuan yang jelas, terlalu banyak kepentingan ekonomi
semata bagi sebagian stakeholder tertentu.7 Selaras dengan pandangan
Adam Smith menggambarkan seorang entrepreneur sebagai individu
yang menciptakan sebuah organisasi untuk tujuan-tujuan komersial.
Peranan seseorang entrepreneur hanya sebatas industrial.8
Sedangkan menurut Quraish Shihab tujuan manusia
berswirausaha bukan hanya mencapai kesejahteraan ekonomi semata
melainkan bertujuan kesejahteraan sosial, melaksanakan tugas sebagai
khalifah di muka bumi akan mendapatkan balasan surga kelak di
akhirat, kemudian mampu melahirkan keinginan dan hasrat
masyarakat untuk mencapai surga sebagai bukti kesejahteraan dan
keberhasilan manusia di bumi.9 Kesejahteraan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dalam mencapai tujuan ekonomi, kemudian lahir
keamanan dan terjaminnya stabilitas ekonomi, dua hal ini sangat
penting dalam berwirausaha, ketika stabilitas ekonomi terjaga maka
akan muncul k
Ketersediaan
PAI2. 7 | BOO370.30 | My Library (SLIMS) | Tersedia |
Detail Information
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
BOO370.30
|
Penerbit | : ., CetakanPertama: Juli |
Deskripsi Fisik |
ADA
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
NONE
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edisi |
CetakanPertama: Juli 2022
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
Soft file
|
Pernyataan Tanggungjawab |
Penerbit
|
Other version/related
No other version available